Pondok Tahfidz Al-Quran Karangmojo (PTQK) memiliki konsep pendidikan
- Pondok yang menumbuh kembangkan nilai Islami dengan konsep kesadaran diri
- Pondok yang tidak membebani santri
- Pondok yang mengajarkan manajemen waktu
- Pondok yang menumbuhkan keberagaman potensi santri
- Pondok sebagai proses magang
- Pondok yang tidak mendukung perundungan
- Pondok yang mengembangkan keterampilan mengolah informasi dan komunikasi
- Pondok yang Menerapkan Sistem Keterbukaan Informasi
Pondok yang Menumbuh kembangkan Nilai Islami |
Sebagai Pondok Tahfidz Al-Quran yang terus berupaya mendidik santri dengan konsep kesadaran diri. Menyadarkan santri bukan membiasakan. |
Pondok yang Tidak Membebani Santri |
Dalam sudut pandang psikologi menurut Jean Piaget seorang psikolog perkembangan asal Swiss menyatakan bahwa anak-anak membutuhkan periode bermain dan eksplorasi yang lama dan tidak terputus. Dalam hal ini, PTQK dirancang sebagai pondok yang berusaha tidak membebani santri dalam artian memberikan ruang santri untuk mengeksplorasi diri dan lingkungan. Sehingga santri menjalani aktifitasnya menjadi riang ketika mengaji dan belajar tanpa harus merasa terbebani. |
Pondok yang Mengajarkan Manajemen Waktu |
PTQK melatih santri agar dapat mengatur waktu secara optimal. Kapan mereka akan bermain, kapan mereka akan belajar, dan kapan mereka akan mengaji. Oleh sebab mereka telah mampu mengatur waktunya sendiri secara optimal, maka capaian hafalan santri setiap harinya selalu bertambah. Meskipun santri kami juga diperbolehkan membawa HP/laptop, ahamdulillah, hal tersebut tidak mengganggu proses pendidikan dan pengajaran. Hafalan Al-Qur'an santri MI, MTs & MA setiap harinya selalu bertambah. Bahkan banyak yang mampu menyelesaikan Tasmi' Al-Qur'an 5-10 Juz sekali duduk. |
Pondok yang Menumbuhkan Keberagaman Potensi Santri |
PTQK menjunjung tinggi kebhinekaan. setiap santri adalah berbeda dan mereka unik. Maka keunikan masing masing santri harus dihargai. Bentuk penghargaan ini berupa cara memperlakukan mereka dan penerapan metode pembelajaraan yang terus berupaya mengakomodir perbedaan yang ada. Santri dikembangakan sesuai potensi dasarnya sehingga mereka berproses sebagaimana diri mereka inginkan. |
Pondok Sebagai Proses Magang |
PTQK pada dasarnya tak ubahnya sebagai proses magang. Magang di sini diartikan bahwa santri melakukan simulasi di masa depan. PTQK ibarat miniatur kehidupan yang akan dialamai oleh santri di masa depan. PTQK mengajak santri merasakan apa yang sedang mereka jalani di masa depan dan berdiskusi tentang masa depan. |
Pondok yang Tidak Mendukung Perundungan |
Perundungan/ bullying kerap kali menjadi ekosistem yang dijadikan hal biasa bagi siapapun. Dalam hal ini, PTQK mendidik santrinya untuk tidak melakukan perundungan serta memberikan tindakan tegas apabila terjadi perundungan. |
Pondok yang Mengembangkan Keterampilan Mengolah Informasi dan Komunikasi |
Materi pelajaran di PTQK dikemas secara efisien. Di PTQK, santri diajak menangkap informasi lalu mengolahnya sehingga bermanfaat bagi dirinya. Selain mengolah informasi, santri dibekali dengan kemampuan menyampaikan informasi yang diterima melalui pembiasaan berdiskusi dengan para pendidik secara formal maupun informal. |
Pondok yang Menerapkan Sistem Keterbukaan Informasi |
PTQK berkomitmen untuk menerapkan keterbukaan informasi. Misalnya seperti laporan ziyadah dan juziyah yang dilaporkan secara faktual dan diunggah melalui kanal Youtube yang bebas diakses kapan saja. Di samping itu, santri memang diperkenankan membawa handphone yang bertujuan agar para santri dapat bertukar kabar, melepas kangen, serta menjalin komunikasi dengan wali santrinya masing-masing. Tidak ketinggalan pula, wali santri juga dapat mengetahui perkembangan santri secara langsung dari putra-putrinya masing-masing. |